Dimalam hari, di Jl. Teuku Umar kediaman
Johanes Leimena, saat para mahasiswa Kristen berkumpul dalam masa
perselisihan antara CSV Baru dan PMKI mengenai lembaga resmi yang akan
menjadi wadah persekutuan mahasiswa Kristen. Semangat mempersatukan
persekutuan mahasiswa Kristen dalam satu irama gerak ke-Indonesia-an dan
ke-Kristen-an menjelma dalam satu wadah keoikumenean, Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia (GMKI).
Hari itu, 09 Februari 1950, Johanes Leimena membacakan pidatonya mengenai spirit dan cita-cita dari GMKI :
“Tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa
umumnya dan masyarakat Kristen khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari
semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI
jadilah suatu pusat, tempat latihan, dari mereka yang bersedia
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukan
merupakan suatu gessellschaft, tetapi ia adalah suatu gemeinschaft,
persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik
dalam gereja maupun dalam nusa dan bangsa Indonesia. Sebagai suatu
bagian daripada iman dan roh, ia berdiri ditengah-tengah dua proklamasi:
Proklamasi Kemerdekaan Nasional, dan Proklamasi Tuhan Yesus Kristus
dengan InjilNya, yaitu Injil Kehidupan, Kematian dan Kebangkitan”
Tahun ke tahun, GMKI mengarungi pelayanannya di Indonesia, dalam dunia
kemahasiswaan, dalam sebuah spirit ke-Indonesia-an dan Ke-oikumene-an. Kini
akan menginjak usianya yang ke 64 tahun membangun persekutuan.
Perahu diatas ombak menjadi sebuah refleksi ingatan bagi semua insan
GMKI, bahwa tugas kita mengarungi pelayanan di Indonesia masih berjalan
dalam spirit Ut Omnes Unum Sint.
No comments:
Post a Comment